Jangan pernah mengabaikan firasat


Sebagai pecatur kita tidak boleh mengabaikan sebuah firasat. Tidak seorang pun boleh meremehkan firasat. Para grandmaster sudah pasti melakukannya. Ambil satu contoh dari para pecatur terhebat pada abad ke-20, Mikhail Tal, orang Latvia ( 1936-1991). Di sana berjalan seorang seniman yang memadukan analisis yang njilmet dengan kecerdasan yang intuitif. Tal, yang pada usia 23 tahun yang kreatif, menyerobot kejuaraan dunia dunia dari Mikhail Botvinnik dari Rusia (1911-1995), memainkan pengorbanan-pengorbanan yang begitu rumit sehingga menantang penyelidikan-penyelidikan yang objektif. Meskipun demikian, pemenang catur dunia kedelapan itu mempercayai firasat-firasatnya, dengan alasan yang baik. Firasat-firasat itu biasanya menang.

Tal biasanya menuturkan suatu kisah tentang pertarungan dengan grandmaster Yevgeny vasiukov (lahir 1933) pada Kejuaraan USSR-dahulu negara-negara Uni Soviet. Setelah kira-kira dua belas langkah, kedua pemain telah membuat labirin yang terang dan gelap di atas papan catur. Tal bingung mempertimbangkan untuk mengorbankan kuda . Tetapi setelah mencoba sebisanya, ia belum dapat membayangkan hasilnya.

Permainan itu kacau. Hampir tak tertahankan. Namun demikian, Tal tetap berusaha mengatur berbagai cara untuk mngatasi kekacauan itu di dalam otaknya. Entah kenapa, sepenggal syair klasik dari penyair Russia, Korney Ivanovich Chukosvsky, mendadak menyeruak ke benaknya. “Oh, betapa sulitnya menarik kudanil keluar dari rawa.”



Permainan dalam bahaya. Tal berusaha berkonsentrasi padanya. Tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kudanil dari pikirannya atau keluar dari papan catur. Imajinasinya telah menempatkan binatang buas itu di petaknya sendiri. Bagaimana caranya, Tal bertanya-tanya, mereka bisa menarik seekor kudanil dari rawa? Apakah mereka menggunakan alat pengungkit, tangga tali, helikopter, atau apa? sesaat, kudanil dan kuda menjadi dilema. Akhirnya, dengan rasa muak, Tal berfikir, Baik, biarkan kudanil itu tenggelam”.

Seketika itu, ide kudanil lenyap dari pikiran Tal maupun dari papan catur. Situasi permainan tidak lagi terlihat rumit. Namun, langkah-langkah masih belum dapat dikalkulasi dengan pasti. Jadi, Tal, juga tidak memusingkan langkah-langkah itu. Tanpa kributan lebih lanjut, dia mengorbankan kuda bersama dengan kudanil itu.

Tal pernah menulis, “Ada dua tipe pengorbanan.””Pengorbanan yang tepat dan pengorbanan yang saya lakukan.” Hari berikutnya surat kabar dipenuhi dengan uraian yang bersemangatakan permainan Tal yang cemerlang. Para komentator catur mengungkapkan keheranan pada pengorbanan kuda yang ajaib yang ia rencanakan di atas papan catur. Akan tetapi, dalam laporannya sendiri, Tal tidak merencanakan apa pun. Ia hanya menyerah kepada perasaan. Jagoan dari Latvia ini memilih untuk memutus simpul Gordian dengan membuang kudanil itu. Rupa-rupanya, ia menyerah kepada indera keenam.

Catur dengan tebak-tebakan? Meletakkan keyakinan Anda di atas naluri? Kita diberi tahu bahwa ketika kita bermain catur tak ada hal-hal yang kebetulan. Tetapi, jika tidak ada keberuntungan, jika tidak ada hal-hal yang bersifat kebetulan, bagaimana mungkin pemain pada level apa pun tergantung kepada kesan belaka untuk mendapatkan suatu pemecahan?

Permainan catur menuntut penalaran-deduktif dan induktif. Para pecatur berusaha memecahkan sandi dengan melakukan apa yang terbaik dikatakan oleh papan dan perangkat. Mereka merumuskan suatu pertanyaan, mengumpulkan data, kembali menarik kesimpulan, dan logika dianggap segalanya.

Tentu saja bukan begitu, dan para pecatur kawakan mengetahuinya.Bahkan orang-orang yang tampaknya tidak dapat hidup tanpa algoritma yang baik, mengakui bahwa asumsi-asumsi tak sadar dapat menyelamatkan kita ketika kalkulasi sadar kita gagal.Sementara para pecatur mengandalkan pemikiran rasional, kita mengakui hal ini: ada momen-momen Dr. Ruth. Rasanya benar, sehingga kita melakukannya.

Kita menyebutnya prasangka. Tetapi prasangka permainan catur berasal dari kemampuan yang canggih untuk membayangkan cetak biru di atas papan catur. Pola pengenalan ini bersifat alamiah meskipun tak sadar. Apa yang kita kira sedang kita rasakan sebenarnya sedang kita lihat. Kita telah melihat hal itu sebelumnya atau sesuatu yang seperti itu. Melihat suatu apa pun kerap sudah cukup dan citranya tetap bersama pada Anda, hal itu memberi bukti  tak sadar untuk keputusan-keputusan yang Anda tahu benar tetapi tidak dapat Anda jelaskan sama sekali.

Setelah permainan panjang dan melelahkan, para pemain memadukan berbagai susunan dan mengaitkannya dengan berbagai akibat. Para master menciptakan potongan-potongan memori yang memuat puluhan ribu posisi catur. Mereka menarik dari perbendaharaan pengalaman masa lampau untuk memecahkan masalah masa kini. Seperti Tal, para pecatur yang cerdas, mungkin tidak dapat mengatakan mengapa suatu langkah masuk akal pada saat mereka melakukannya. Tetapi hal itu tidak menghentikan mereka menggunakannya untuk menang.

Intuisi bukan kebetulan. Intuisi merupakan keahlian intelektual, keluar dari kemelut lewat asosiasi ketimbang logika. Dan ternyata sugesti mental sangat efektif di dalam situasi yang ruwet atau kacau, sehingga mungkin membuang usaha-usaha penelitian yang cermat dan sistematis. Ketika ada terlalu banyak variabel untuk diingat, para pecatur kadang-kadang membuang omong kosong dengan mengenali dan membandingkan bentuk-bentuk dan hubungan-hubungan. ketika menemukan konfigurasi yang terbaik, mereka mempunyai langkah selanjutnya.

Bisnis, catur, itu bukan masalah. Anda lebih mungkin untuk menemukan langkah-langkah yang benar, dan membuat pilihan-pilihan yang benar, jika Anda memahami bahwa naluri Anda didasarkan pada apa yang sudah Anda lakukan tanpa sepengetahuan Anda. Dan hal itu bukan sekedar prasangka.

“Beberapa langkah menjelaskan dirinya sendiri”

Sumber : https://pecaturjogja.wordpress.com/
Jangan pernah mengabaikan firasat Jangan pernah mengabaikan firasat Reviewed by Yonif on 8/14/2018 10:56:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.